Wednesday, 23 November 2016

Makalah Tentang Rorschach Test | Pengertian Rorschach Test | Cara Penyajian Tes Rorschach Test | Dll Dll



RORSCHACH TEST

A. Pengertian
           Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.
            Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
            Para psikolog ahli yang sudah berpengalaman dalam tes ini, menemukan bahwa respon yang diberikan klien, baik anak-anak maupun dewasa, mengindikasikan beberapa tipe dari gangguan kepribadian dengan karakteristik respon tertentu. Misalnya pada gangguan psikotik dan skizofrenia lainnya, ditemukan bahwa respon yang diberikan seringkali ganjil dan aneh, kualitas bentuk biasanya lemah, dan ada ketidaksesuaian antara yang dilihat klien dengan stimulus sebenarnya dalam kartu. Klien-klien ini biasanya memfokuskan seluruh perhatian mereka pada detail-detail sementara komponen-komponen utama diabaikan. Terkadang mereka juga terlalu melibatkan emosi mereka pada kartu-kartu dan mempersonalisasikan persepsi mereka dalam cara tertentu sehingga mereka tidak mampu membedakan antara diri mereka dan kartu Rorschach.
            Dalam beberapa kasus diagnostik dimana terdapat gangguan psikologis seperti gangguan pikiran yang signifikan, penggunaan tes Rorschach sangat disarankan. Tidaklah sulit dalam mengadministrasi maupun menskor tes ini, namun dalam menginterpretasi dibutuhkan psikolog yang handal dan berpengalaman.

TES KEPRIBADIAN
  • Instrumen untuk mengukur ciri – ciri emosi, motivasi, antar pribadi dan sikap yang dibedakan dengan kemampuan. Tujuan umum dari tes ini untuk menyediakan data tentang kognisi dan kepribadian, seperti motivasi, kecenderungan dalam memberikan respon, operasional kognitif.
  • Jumlah tes kepribadian yang ada mencapai ratusan. Yang paling banyak adalah inventori kepribadian dan teknik – teknik proyektif.
  • Ciri utama dari teknik proyektif adalah pada penilaianya atas tugas yang relatif tidak terstruktur, yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang hampir tidak terbatas dari respon – respon yang mungkin. Umumnya instrument proyektif juga mempresentasikan prosedur testing yang disembunyikan, sejauh peserta tes jarang menyadari jenis interpretasi psikologis yang akan dibuat atas respon – respon mereka.
  • Teknik proyektif biasanya dipandang oleh pendukungnya sebagai teknik yang amaat efektif dalam menyingkapkan aspek tertutup, laten dan tidak sadar dari kepribadian.
  • Semakin tidak tersruktur suatu tes, semakin sensitif tes itu terhadap materi yang terselubung. Ini muncul dari asumsi bahwa semakin tidak terstruktur atau semakin ambigu suatu stimuli, semakin kecil kemungkinannya untuk membangkitkan reaksi defensif pada responden.

LATAR BELAKANG RORSCHACH
·         Orang yang pertama kali menaruh perhatian pada bercak tinta justinus kerner. Dia mulai menyadari bahwa dari bercak tinta ternyata orang dapat melihat objek di dalamnya dengan tulisanya berjudul kleksographein yang terbit pada tahun 1857 di tubingen jerman, justonus kerner dapat dipandang sebagai pelopor dalam bercak tinta.
·         Alfred binet pada tahun 1895 yang dikenal dalam tes intelegensi menyarankan bahwa bercak tinta dapat digunakan untuk menyelidiki imajinasi visual seseorang.
·         Setahun kemudian 1896 dearborn dari harvard university menulis artikel yang mencerikan bagaimana menjelaskan bercak tinta ini, baik yang hitam putih maupun yang berwarna. Dia juga menyarankan untuk mengadakan eksperimen – eksperimen di bidang psikologi untuk menggunakan bercak tinta ini. Dari eksperimanya sendiri dearborn menggunakan 12 seri bercak tinta yang masing – masing terdiri dari 10 kartu. Bercak tinta tersebut kemudian diberikan kepada sekelompok subjek yang terdiri dari mahasiswa maupun dosen di harvard university. Dan eksperimen itu disimpulkan bahwa pengalaman masa lalu, terutama pengalaman masa kecil, mempunyai pengaruh terhadap bercak tinta tersebut.
·         Kirkpatric pada tahun 1900 memberikan bercak tinta pada anak – anak dan menggabungkan dengan test lain. Dia mengatakan bhwa umur merupakan bahwa umur merupakan faktor untuk menentukan kualitas yang respon yang diberikan subjek
·         Diciptakan pada tahun 1921 oleh herman rorschach, seorang psikiatris
·         Rorschach membuat standar kartu – kartu yang ada dari pasien di rumah sakit. Ada 10 kartu yang terpilih di antara ratusan kartu yang di ujicobakan.
·         Rorschach adalah orang pertama yang menerapkan noda tinta pada penyelidikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Dalam pengembangan teknik ini, rorschach bereksperimen dengan sejumlah besar noda tinta, yang ia uji cobakan pada berbagai kelompok psikiatrik yang berbeda.
·         Tes rorschach adalah sebuah tes psikologi dimana subjek mempersepsikan bercak tinta dan kemudian dilakukan analisa atau di interpretasi psikologi. Beberapa psikolog menggunakan test ini untuk memeriksa kepribadian seseorang. Test ini banyak digunakan untuk kasus – kasus dimana pasien tidak ingin menggambar proses terbuka.
·         Tahun 1960 test rorschach menjadi kurang dihargai sebagai instrumen psikometris. Para peneliti sadar bahwa mereka mulai dihambat oleh kesulitan inheren dalam metode itu sendiri misalnya, kemungkinan variasi dalam jumlah total respon, pengaruh dari efek penguji dan saling ketergantungan skor – skor serta juga perkembengan sistem penetu skor. Orang ccenderung menggunakan data test roroschach dengan cara mereka sendiri.
·         John e exner Jr bekerjasama dengan samuel beck dan bruno klopfer berusaha melakukan perbaikan dan keseragaman. Disebut dengan sistem komprtehensif
·         Faktor utama yang membuat rumit dalam interpretasi skor rorschach adlah jumlah respon total yang dikenal sebagai produktivitas respon (R)

B. Penyajian tes
            Penyajian tes akan mempengaruhi hasil tes penyajian yang salah akan menyebabkan subjek menjawab salah tanpa disadarinya, yang sebetulnya apabila tes disajikan dengan benar subjek dapat memberikan respon yang tepat. Oleh karena itu tester harus berhati-hati dan seteliti mungkin dalam menyajikan tes ini, agar sesuai dengan prosedur standar yang sudah ditentukan.
  1. Bercak tinta Rorshach
      Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
-          kartu achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
-          kartu chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
  1. Persiapan tes
      Validasi tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul betul diperhatikan:
  1. kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
  2. suasana lingkungan fisik, dan social
  3. pengaturan tempat duduk tester dan testi
  4. alat-alat yang dibutuhkan

  1. Tahap-tahap penyajian tes Rorshach
      Penyajian tes Rorshach terlebih dahulu tester harus memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorshach ini memang tidak ada formulasi yang baku seperti pada tes objektif (tes intelegensi dan tes bakat). Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi, misal latarbelakang pendidikan, sosisal budaya, usia dan keadaan khusus lainya. Meskipun demikian ada kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi yaitu yang utama adalah menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur berikut:
  1. Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
  2. Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
  3. Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
  4. Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
  5. Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:

1.      Performance proper (PP)

     Pada tahap ini tester menyajikan dan menunjukan 10 kartu bercak tinta kepada testi secara berurutan satu persatu. Kartu kartu tersebut ditunjukan pada testi dalam posisi tegak. Testi diberi kesempatan untuk memberikan respon atau jawaban secara spontan tanpa bimbingan atau tekanan. Tester sebaiknya tidak memberikan intervensi terhadap jawaban yang berikan testi. Tugas tester adalah mencatat jawaban yang diucapkan testi, cara mencatat sudah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu untuk memudahkan komunikasi antara pengguna tes Rorshach. Hal-hal yang perlu dicatat adalah:

a.       respon atau jawaban testi: seluruh respon testi harus dicatat selengkapnya kata demi kata, persis seperti yang diucapkan. Respon yang diberikan subjek ini perlu diberi nomor dengan menggunakan angka, no kartu ditulis dengan angka romawi.

b.      Waktu: ada 3 jenis waktu yang dicatat:

  1. waktu reaksi, yaitu waktu antara pertama kali kartu ditunjukan pada testi, sampai  testi  memberikan jawaban yang pertama untuk setiap kartu.
  2. waktu respon setiap kartu, yaitu waktu yang digunakan testi untuk memberikan semua respon pada setiap kartu termasuk disini adalah waktu reaksi. Tetapi jika tester ingin mendapatkan catatan yang lebih teliti, maka kartu respon setiap kartu itu yang ditunjukan dalam stopwatch dikurangi dengan waktu reaksi.
  3. waktu respon total yaitu waktu yang digunakan testi untuk memberikan respon pada sepuluh kartu dalam tahap perfomance proper. Waktu total respon ini akan dihitung pada waktu skorsing dengan menjumlahkan seluruh waktu respon setiap kartu jadi tidak termasuk waktu pergantian antara kartu satu ke kartu yang lain atau kalu ada time out.

c.  posisi kartu yang dicatat disini adalah posisi kartu yang dipegang testi pada saat memberi respon. Simbol yang digunakan adalah metode yang disaran kan oleh Loosli-Usteri: ˄ ˃ ˂ ˅   . ujung panah menunjukan bagian atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara penuh, baik sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan adalah lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada posisi terakhir yang digunakan. Pencatatan posisi ini berguna untuk melaksanakan tahap inquiry, yaitu untuk mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia melihat konsepnya pada waktu tahapan performance propert tadi.

2.  Inquiry
       Tahapan inquiry ini adalah untuk memperelaskan jawaban agar dapat diberikan skor dengan tepat, yang dapat dilakukan dengan:
    1. memperoleh berbagai keterangan dari testi tentang bagai mana dia melihat bercak, sehingga sampai pada konsep jawabanya. Yaitu menyangkut lokasi dari bercak yang digunakan sebagai landasan memberikan jawaban determinan yang digunakan, isi atau kontent jawaban itu. Ini sangat penting sebagai landasan untuk memberikan skor
    2. memberikan kesempatan kepada testi untuk melengkapi jawabanya maupun menambah respon-respon baru. Terutama bagi testi yang tidak memberikan jawaban pada satu kartu. Jika pada suatu kartu testi hanya memberian satu jawaban saja, maka pada tahap ini diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban dengan jalan menyajikan kartu itu sekali lagi, dan meminta testi melihatnya. Tetapi testi tidak boleh secara jelas menyuruh testi memberikan jawaban melainkan hanya memberikan kesempatan saja.
2.1. inquiry untuk lokasi
berbagai cara dapat dilakukan untuk meminta testi menujukan lokasi jawaban yang dimaksud, antara lain:
  1. testi diminta untuk menunjukan atau melingkar lokasi yang digunakan dengan jari tangannya pada kartu.
  2. Testi diminta melingkari lokasi yang dimaksud pada location chart ( lembaran lokasi) dengan pensil.
  3. Testi diminta untuk menjiblak gambar yang diliat pada kartu itu diatas kertas tembus
  4. Testi diminta untuk menggambarkan jawabannya secara bebas dengan bedasarkan pada bercak pada kertas lain.
2.2. inquiry untuk determinan
            Yang akan diungkapkan dalam inquiry untuk determinan ini adalah bagaimana cara testi melihat bercak sehingga dia sampai pada konsepnya itu. Apakah dia mengunakan bentuk bercak saja, atau mungkin juga mengunakan warna dan shading atau mungkin dia melihat bercak itu sebagai sesuatu yang bergerak. jadi yang tercangkup didalam aspek determinan ini adalah penggunaan bentuk (form), gerakan (movement), perbedaan gelap dan terang dari bercak (shading) dan warna (color). Dibandingkan dengan lokasi, Inquiry untuk determinan ini lebih kompleks, karna tester tidak diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan secara langsung tengtang apa yg ingin ditanyakan tester,supaya testi tidak terpengaruh, jadi testi tetap diharapkan menjawab dengan spontan sesuai idenya sendiri. Misalnya tester tidak diperkenankan untuk mempergunakan kata warna atau gerakan sebelum testi sendiri mengatakannya.
2.3. inquiry untuk isi (content)
            Ini biasanya tidak diperlukan lagi karena pada umumnya konsep apa yang dilihat oleh testi itu sudah cukup jelas. Hanya kalau tester masih ragu-ragu hal ini boleh ditanyakan.
3. Tahap analogy
            Tahap ini bersifat optional, artinya boleh dilaksanakan tetapi juga boleh tidak dilaksanakan, tergantung pada kondisi tes atau jawaban yang diberikan. Tahapan analog ini, diberikan jika tester menjumpai dua situasi dalam tes:
  1. ada ” kartu kosong” atau ditolak testi
  2. determinan (lokasi) tertentu muncul sangat sedikit atau hanya satu, padahal bercak memiliki fasilitas tersebut. Lokasi W atau D hanya munculsatu untuk sepoluh kartu, determinant M,FC, (K, k, atau c) hanya muncul 1 jawaban populer hanya muncul 1 atau bahkan tidak ada.
4.      Tahap testing the limits
            Tahap ini dilaksanakan apa bila pada tahap-tahap sebelumnya testi tidak mampu memberikan jawaban-jawaban tertentu, yaitu:
  1. tidak ada lokasi keseluruhan (W) atau sebagian besar (D)
  2. tdak ada konsep manusia atau hewan sedang bergerak, skornya (M) atau (FM)
  3. tidak ada jawaban yang mengkombinasikan antara bentuk dan warna atau skornya (FC)
  4. tidak ada jawaban yang menggunakan shading atau skor mengan dung (c), (K), (k)
  5. tidak ada jawaban populer
  6. tidak ada jawaban pada satu kartu atau lebih (menolak untuk menjawab)

Dalam melaksanakan testing the limits ini tester sudah boleh memberikan pertanyaan pertanyaan yang sifatnya langsung dan sugestif. Meskipun demikian sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang umum lebih dahulu, kalau tidak dapat baru pertanyaan yang langsung atau spesifik.

Rasional
Rasional bagai mana subjek mempersepsikan gambar percikan tinta yang relatif tak berstruktur diasumsikan mencerminkan dunia pribadi subjek. Yang meliputi pikiran perasaan dan lain-lain hal yang ada pada diri subjek.

Interprestasi
            Tes Rorshach didasarkan atas apa yang dilihar subjek pada masing-masing gambar percikan tinta itu dan dibagian mana. Selanjutnya apa yang menyebabkan dia mempersepsikan percikan tinta itu, yakni bentuk warna bayangan dan sebagainya.

Administrasi
            Rorschach adalah tes proyektif individu, dikelola dengan struktur minimal. Ada metode standar pengadministrasian ujian, tetapi sebagai aturan umum, pemeriksa harus mengungkapkan sesedikit mungkin tentang respons seperti apa yang diharapkan. Orang yang cemas atau dibuat tidak nyaman dengan situasi yang tidak terstruktur sering mengajukan pertanyaan, tetapi pemeriksa harus berhati-hati untuk tidak memberikan petunjuk yang mungkin menunjukkan sifat jawaban yang diharapkan. ( "Rorschach administrasi")
            Kurangnya struktur atau arah yang jelas berkaitan dengan tuntutan dan harapan adalah fitur utama dari semua tes proyektif, dimana idenya adalah untuk memberikan ambiguitas sebanyak mungkin, sehingga tanggapan seseorang hanya mencerminkan orang. Jika pemeriksa tidak sengaja memberikan terlalu banyak pedoman, tanggapan yang diberikan mungkin hanya mencerminkan kecenderungan seseorang untuk memberikan respons yang diinginkan secara sosial atau untuk berfungsi sebagaimana diharapkan. Administrasi yang tidak semestinya yang menyediakan terlalu banyak struktur membatalkan hasilnya. ( "Rorschach administrasi")

C. Skoring
            Skoring dalam tes RO didasarkan pada jawaban atas respon subjek terhadap bercak-bercak tinta yang diberikan. Klopfer dan Davidson (1962) mendefinisikan responses (jawaban) dalam tes RO sebagai suatu ide yang jelas dan berdiri sendiri (independent) yang diberikan pada sebagian atau keseluruhan bercak.

Tujuan Skoring

1.      Untuk mengelompokan bahan dari hasil tes RO ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasikan.

2.      Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi kuantitatif.

3.      Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan yang lain.



Pada Prinsipnya skoring yang dimaksud disini adalah merupakan suatu proses pengelompokan jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring ;

1.      Location, yaitu pada bagian mana subjek konsepnya itu dalam bercak.

2.      Determinant, yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu.

3.      Content, yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.

4.      Popular- Original, yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering dilihat orang lain ataukah tidak?

5.      Form Level Rating (FLR), yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya serta bagaimana kualitasnya.



            Dalam pelaksanaan skoring location , determinat, content, dan popular  dibagi menjadi dua, yaitu : skor utama (main score) dan skor tambahan (additional score).

Yang dimaksud dengan skor utama adalah skor untuk semua jawaban utama (main responses). Jawaban utama adalah jawaban yang diberikan pada tahap (performance proper), sedangkan yang dimaksukan dalam skor tambahan (additional score) adalah skor dari :

1.      Jawaban tambahan (additional responses), jawaban yang muncul pada saat proses inquiry, atau analogy.

2.      Jawaban yang muncul pada waktu performance proper tapi ditolak pada waktu inquiry.

3.      Jawaban yang menpunyai elaborasicukup baik, yang selain mempunyai skor utama juga mempunyai skor tambahan.

 
Skoring Location
Ada 5 kategori :

1.      Whole bilamana subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk memberikan jawabannya.

2.      Large Usual Detail bilamana subjek menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain.

3.      Small Usual Detail bilamana penggunaan bercak yamg relatif kecil, tapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space.

4.      Un-usual Detail, jawaban yang bukan merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar large atau small usual detail, serta bukan jawaban space.

5.      White Space, apabila subjek membalikan penggunaan figure dan ground, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberi  hambatan.



Skoring Determinant

Diklasifikasikan menjadi tiga macam :

1.      Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk pasti. Misalnya : kelelawar, harimau, pesawat terbang, dll.

2.      Semi Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang pasti. Misalnya : awan mendung, asap pabrik, dll.

3.      In-Definite, yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk yang pasti atau bentuknya abstrak. Misalnya : kabut, perasaan kacau balau, suatu kegelapan.



Ada 4 unsur dalam kategori Determinant :

a.       Form (bentuk) à jawaban yang hanya didasarkan pada bentuknya saja.

b.      Movement (gerakan) à jawaban yang mengandung movement.

c.       Shading (perbedaan gelap terang) à subjek terkesan dengan adanya perbedaan gelap-terang warna bercak.

d.      Color (warna) àjawaban yang mengandung warna apabila subjek menggunakan warna dari bercaksebagai dasar untuk memberikan jawaban (kromatis dan akromatis).



Skoring Content

1.      H atau human figure, yaitu manusia secara utuh dan nyata

2.      (H) atau human like, yaitu manusia dalam lukisan, patung, karikatur, atau bentuk-bentuk mitos yang jauh dari realitas.

3.      Hd atau human detail, yaitu bagian tubuh manusia yang hidup secara nyata.

4.      (Hd) atau human detail like, yaitu bagian tubuh manusia dalam lukisan, patung, karikatur atau bentuk-bentuk mitologis.

5.      AH atau animal human, yaitu mahkluk yang badannya sebagian manusia sebagia binatang.

6.      H-Obj atau human objek, yaitu objek-objek yang sangat dekat dengan manusia.

7.      H-At atau human anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan anatomi manusia, kecuali organ seks.

8.      Sex, yaitu organ-organ seksual atau yang berhubungan dengan aktivitas seksual.

9.      A atau animal, yaitu hewan secara utuhdan nyata.

10.  (A) atau animal like, yaitu hewan-hewan dalam lukisan, gambar, karikatur, atau hewan mitologi yang bertingkah laku seperti manusia.

11.  Ad atau animal detail, yaitu bagian tubuh binatang yang nyata.

12.  (Ad) atau animal detail like, yaitu bagian tubuh binatang dalam lukisan, karikatur, atau yang jauh dari realitas.

13.  A-At atau animal anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan anatomi hewan.

14.  A-obj atau animal object, yaitu objek yang berasal dari binatang atau yang berhubungan dengan tubuh binatang.

15.  Food, yaitu bagian hewan, bagian tumbuhan yang bisa dimakan (bukan tergolong dalam A-Obj atau Plant).

16.  N atau nature, yaitu konsep alami, pemandangan alam.

17.  Geo atau geographical, yaitu konsep-konsep geografis, peta, pulau, danau.

18.  PI atau Plant, yaitu macam tanam, atau bagian dari tanaman.

19.  Bot atau botany, yaitu tanaman atau bagian tanaman yang dilihat sebagai gambar botani.

20.  dLL,,



Skoring P-O

a.       Popular, jika jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak subjek pada suatu lokasi tertetu.

b.      Orogonal, jawaban pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul sekali diantara seratus jawaban,

Skoring FLR

Adapun mutu jawaban subjek ditentukan oleh tiga hal :

a.       Ketepatan (keakurasia)

b.      Kekhususan (spesifikai)

c.       Pengorganisasian (orgnisasi)

Michigan Picture Story Test (MPST)
Tes ini hampir sama dengan kedua tes diatas dan terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.



Make-A-Picture Story (MAPS)
             Tes ini terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam hubungannya            dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes ini sangat        bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan       teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.Tes ini juga hampir        sama dengan MPST dalam interpretasi dan tujuan yang dimiliki. Perbedaannya, individu boleh memilih karakter yang ada untuk membuat sebuah cerita berdasarkan situasi yang ada.

                Dalam Make-a-Picture-Story (Shneidman, 1947), test ini menggunakan kartu yang   bergambar dan mempunyai angka di cbackgroundnya  , yang kemudianmenceritakan              tentang materi sebuah cerita.

                Metode ini, yang masih tersedia saat ini, menggabungkan tugas konstruksi dengan   metode bercerita.


Daftar pustaka:

Aiken, Lewis. Gary Groth. 2009. Pengetesan Dan Pemeriksaan Psikologi. Indeks. Jakarta.

Markam, Suprapti. Pengantar Psikodiagnostik. Perfecta. Jakarta.

Subandi M.A., Wulan Ratna.2004. Tes Rorschach Administrasi Dan Skoring. Fakultas Psikologi Unifersitas Gadjah Mada. Yogyakarta.